Belajar Anti Mainstream ala Zenius

Haloo, namaku Rahmad Kurniawan seorang pelajar kelas XII yang anti mainstream, kenapa anti mainstream? (nanti aku ceritakan dibawah)

Okee, singkat cerita aku anak yang suka banget sama pelajaran fisika, sejak SMP aku emang udah suka banget sama Fisika walaupun emang nilaiku gak baik-baik amat 😛 hehehe. Bertolak belakang dengan kebanyakan pelajar di Indonesia, entah mengapa pelajaran Fisika selalu menjadi mata pelajaran horror. Mungkin faktor guru killer, belajar gak pernah nyambung, atau emang bawaan lahir udah gak suka sama fisika? Hahaha peace ._.v

Waktu awal masuk SMA, aku merasa proses belajarku mengalami stagnasi, itu-itu aja. Seakan-akan fisika itu hanya ngitung-ngitung doang. Kemudian sekitar awal tahun 2013 aku mulai mengenal Zenius dari temanku yang membeli salah satu produk zenius, yaitu CD Basic Skills & TPA/TBS. Mulai saat itu zenius menemaniku dalam kehidupan SMA ku.

Yang pada awalnya aku skeptis banget sama pelajaran Biologi, karna mindset ku biologi itu pelajaran yang butuh memori kuat untuk ngapal doang. Setelah mengenal zenius disitu ada tutor biologi namanya Prasdianto, disitu Kak Pras sukses besar dalam merubah mindset ku selama ini, alhasil aku malah suka banget sama nih pelajaran 😀
Kemudian ada Sabda PS dan Wisnu OPS, tutor matematika dan fisika yang super duper sangat keren banget kalo ngajar. Mereka berhasil merubah mindset ku tentang fisika bahwa fisika itu ngitung-ngitung aja. Padahal bukan, fisika itu luas banget disamping ngitung kita harus mengetahui realitas yang ada.

Semenjak mengenal zenius, tiap sehabis sholat Jum’at aku selalu mengecek di blog zenius, untuk membaca artikel zenius yang biasa diberi nama ZenFriday kalau gak salah, beberapa artikel yang merubahku menjadi pelajar anti mainstream antara lain :

  1. SBMPTN as a foundation for life-long intellectual development
  2. SERIOUS WARNING: Jangan Sampai Lo Salah Milih Jurusan!
  3. Belajar untuk nilai atau untuk..

Artikel pertama dan kedua adalah artikel tentang SBMPTN yang aku baca saat masih duduk di kelas XI, tapi kedua artikel tersebut berhasil memecut semangatku untuk mulai belajar SBMPTN pada saat itu juga walaupun intensitasnya gak terlalu banyak.

Artikel yang ketiga adalah artikel tentang refleksi pandangan belajar di Indonesia, setelah aku baca artikel tersebut aku sadar bahwa proses belajarku selama ini adalah ‘studying’ bukan ‘learning’. Di artikel tersebut disematkan beberapa anak yang berhasil dalam kontes Google Science Fair. Kebanyakan dari kita (pelajar indonesia) berkutat dalam ngapalin rumus dan isi catatan, tapi anak yang menang dalam kontes Google Science Fair tersebut berbeda, mereka berfikir keras untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah mereka pelajari agar dapat berguna bagi masyarakat sekitar.

Mulai saat itu cara pandangku tentang belajar mulai sedikit berubah, dulu sukanya ngejar nilai bagus sekarang aku mempunyai tekad bahwa ilmu yang kupelajari disekolah harus diaplikasikan agar berguna bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Project pertama yang kukerjakan adalah membuat game. Ilmu yang diaplikasikan dalam pembuatan game tersebut adalah ilmu fisika. Lho aplikasi ilmu fisika dalam pembuatan game? Iya pembuatan game, selama SMA aku membuat game sederhana dengan menggunakan prinsip dasar fisika, walaupun game tersebut gak pernah kurilis. 😀
Dalam proses ini akhirnya aku mengerti bahwa fisika itu bukan hanya ngitung-ngitung doang, tapi fisika itu merupakan ilmu yang sangat luas aplikasi nya, salah satunya dalam pembuatan game. hahahaha.
Pembuatan game termasuk dalam aplikasi ilmu fisika karna elemen – elemen penyusun game menggunakan prinsip dasar fisika contohnya :

  • Velocity
  • Gravity
  • Mass
  • Rigidbody
  • Etc
unity

Membuat game di Unity

Project kedua yang kukerjakan adalah “Charge HP menggunakan Sepeda”.

p-mad

Charge HP dengan Sepeda

Pada liburan kali ini siswa kelas XII IPA di SMA tempat aku sekolah diberi tugas praktik fisika.
Dalam pengajuan ujian praktik fisika ini aku bersama kedua temanku mengajukan alat yang berfungsi untuk men-charge HP secara otomatis ketika bersepeda. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana yaitu merubah arus AC menjadi DC kemudian tegangan yang dihasilkan akan distabilkan pada nilai 5 volt, tentu kita ketahui bahwa tegangan sebesar 5 volt adalah tegangan yang sering dipakai untuk supply arus listrik ke perangkat handphone, Mp3, Ipod, dsb

principle

Prinsip Kerja Alat

berikut ini aku tampilkan video kerja alat yang kami buat

Walaupun kerja praktik ini harus melewati tiga kali revisi karena kesalahan memilih komponen, tapi aku malah semakin merasa tertantang mendalami bidang ini (Fisika dan Elektro).
Memang benar kata kak Glen dalam artikelnya ,  “pilih bidang yang lo penasaran sampai lo rela buat ngulik itu siang-malam tanpa kenal waktu biar gak dibayar sekalipun. Pilih bidang yang tanpa disuruh pun lo curi-curi waktu buat belajar sendiri, atau tanpa sadar suka carip-cari info di internet atau lewat google ..pilihlah jurusan yang bener-bener jadi muara ilmu pengetahuan yang ingin lo tekuni sampai akhir hayat lo”

Untuk penutup dari sekian banyak pengalaman yang Zenius berikan dapat aku simpulkan bahwa :
“Belajar itu bukan hanya dengan buku atau kertas, belajar itu ya hidup ini
– Rahmad Kurniawan

7 comments

Leave a comment